Selasa, 24 November 2009

JAKARTA - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) hingga kini masih belum dapat memberikan dugaan awal penyebab tenggelamnya KM Dumai Ekspress di perairan Selat Durian, Provinsi Kepulauan Riau, Minggu (22/11), pukul 09.30 WIB. KNKT masih melakukan penyelidikan secara intensif dan tidak gegabah memberikan keterangan soal tenggalamnya kapal itu.

”Kami belum dapat mengatakan penyebabnya, sejauh ini masih dalam penyelidikan. Hari Minggu (23/11), kami baru mengutus tiga orang investigator yang dipimpin Kunto Prayogo dan dua anggotanya Wahyu Prihanto dan Aleik Nurwahyudi untuk melakukan penyelidikan awal,” kata juru bicara KNKT J.A Barata di Jakarta, Senin (23/11/09)

Menurutnya, laporan awal hasil penelitian KNKT terhadap musibah itu, tidak bisa ditentukan dalam dua atau tiga bulan ke depan. SOP-nya paling lambat satu tahun.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Departemen Perhubungan Sunaryo mengungkapkan, dua indikasi dugaan pelanggaran tenggelamnya KM Dumai Ekspress. Pertama, pelanggaran terhadap kapasitas angkut penumpang dan kedua pelanggaran terhadap peringatan cuaca.

”Ada dua kemungkinan. pertama, bisa saja kapal berangkat saat cuaca baik tapi sewaktu di tengah laut cuaca mendadak berubah. Sedangkan kemungkinan kedua adalah nakhoda memaksakan kapal berangkat saat kondisi cuaca tidak mendukung meski sebelumnya telah ada peringatan dari BMKG,” ujar Sunaryo.

Jika kemungkinan pertama yang terjadi, lanjut Sunaryo, yakni terjadinya perubahan cuaca mendadak, maka tidak ada pihak yang bisa disalahkan.Namun kalau kemungkinan kedua yang terjadi, Dirjen Laut Dephub memastikan akan ada tindakan tegas baik secara profesi maupun hukum yang akan dilakukan terhadap nakhoda maupun oknum Administrator Pelabuhan dan Syahbandar selaku penerbit Surat Izin Berlayar (SIB).

Tetapi untuk memastikan adanya pelanggaran-pelanggaran tersebut, Dephub menunggu hasil investigasi dan rekomendasi dari KNKT.

”Apakah nanti hasil penyelidikan KNKT akan membawa perkara ini ke mahkamah pelayaran atau peradilan umum,” katanya.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi dalam sepekan ke depan jalur pelayaran di Kepulauan Riau secara umum berbahaya, karena banyak terdapat pusaran angin yang masih aktif sehingga memicu gelombang tinggi

Pusaran angin, menurut BMKG, berkumpul akibat tekanan udara diwilayah Kepulauan Riau rendah sehingga menyebabkan awan
“Comulonimbus” atau awan badai berkumpul sehingga akan mengakibatkan terjadinya angin kencang, gelombang tinggi, hujan
lebat dan terjadinya petir.

BMKG menghimbau, seluruh kapal yang berlayar dalam sepekan ke depan untuk mewaspadai kondisi cuaca saat ini yang bisa
menyebabkan gelombang tinggi, angin kuat, hujan lebat dan petir. Untuk sementara waktu pelayaran penumpang ke luar Batam dihentikan bila tidak ada jaminan keselamatan terkait cuaca laut yang dewasa ini sering diliputi mendung, hujan lebat, dan ombak tinggi.

Oleh : Heru P (L2G009061)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar